Senin, 02 Januari 2012

EVALUASI PEMBELAJARAN FIQIH MTS KELAS VIII DENGAN TES LISAN, TEHNIK PEMERIKSAAN HASIL TES LISAN DAN RANKING.


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sebagai pelajaran yang tidak  terpisahkan dari pelajaran PAI dan sebagai suatu keseluruhan pelajaran Fiqih berkorelasi dengan pelajaran PAI lainnya dalam memotivasi peserta didik untuk mempraktikan nilai-nilai keyakinan keagamaan dan ahlak karimah dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam menciptakan lingkungan yang kondusif  dan  mewujudkan kompetensi  atau indicator  yang tidak dapat dirumuskan secara tertulis dalam buku pelajaran maupun dalam materi evaluasi seperti indicator yang menyangkut cara berfikir , sikap dan pembiasaan ahlak karimah. Guru Fiqih harus bekerja sama dengan guru-guru yang lain dan orang tua wali murid.
Pada makalah kami akan menyajikan materi evaluasi pendidikan dengan butir-butir indikator yang bersangkutan dengan materi Fiqih di MTS kelas VIII pada semester ganjil dan semester genap . Evaluasi  pendidikan adalah kegiatan atau proses penentuan nilai  pendidikan , sehingga dapat diketahui mutu dan hasil-hasilnya. Untuk menentukan nilai dari suatu materi pembelajaran, maka dilakukan  pengujian. dan pengujian inilah yang dalam dunia pendidikan dikenal dengan istilah tes.
Apabila ditinjau dari segi cara pengajukan pertanyaaan dan cara memberikan jawaban, tes dibedakan menjadi dua,yaitu tes tertulis dan tes lesan . Disini kelompok kami akan membahas tentang tes secara lesan . yang dimaksud tes secara lisan adalah: tes dimana tes tertulis dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau soalnya dilakukan secara lisan dan tertulis memberikan jawabannya secara tertulis pula.
Setelah dilakukan tes secara lisan, maka perlu diadakan adanya pemeriksaan dalam rangka menilai hasil dari tes lisan yang telah dilakukan. Tes lisan umumnya bersifat subjektif, dalam hubungan ini pemeriksaaan terhadap jawaban  hasil tes hendaknya dikendalikan oleh pedoman yang pasti.


B.     Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi pokok masalah dalam kajian materi ini adalah:
  1. bagaimana hasil evaluasi materi fiqih MTS kelas VIII dengan tes lisan dan tehnik pemeriksaan hasil belajarnya?
  2. Bagaimana cara pengaplikasian teknik pemeriksaan hasil tes lisan?
  3. Bagaimana cara pemberian rangking?
C.    Tujuan Penulisan Masalah
  1. Untuk mengetahui hasil evaluasi pada materi  fiqih MTS kelas VIII dengan  tes lisan dan tehnik-tehnik pemeriksaannya.
  2. Untuk mengetahui cara pengaplikasian teknik pemeriksaan hasil tes lisan.
  3. Untuk mengetahui teknik pemberian rangking pada peserta didik.
D.     Sistematikan Penulisaan Makalah
Dalam melakukan analisa ini  kami akan memaparkan sistematikan penulisan makalah kami yang telah disususn secara sistematis. diantaranya adalah:
BAB I   PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
B.     Rumusan Masalah
C.     Tujuan Penulisan Masalah
BAB II   KAJIAN TEORI
A.    Tes Lisan
B.     Tehnik Pemeriksaan Hasil Tes Lisan
C.     Ranking


BAB III  PEMBAHASAN
A.    Tabel SK-KD dan Materi Pembelajaran Fiqih MTS Kelas VIII Semester 1 dan 2.
B.     Tabel Pemetaan Materi Pembelajaran Fiqih Kelas VIII Ranah Kognitif, Afektif dan Psikomotorik.
C.     Contoh Soal Tes Lisan.
D.    Contoh Tehnik Pemeriksaaan Hasil Tes Lisan.
E.     Contoh Tehnik Pemberian ranking.
Ø  BAB IV  PENUTUP
A.    Kesimpulan.
B.     Saran.
















BAB II
KAJIAN TEORI

1.      Tes Lisan (Nonpencil And Paper Test)

Adalah tes dimana tester didalam mengajukan pertanyaan – pertanyaan atau soalnya dilakukan secara lisan, dan teste memberikan jawabannya secara lisan.[1]
Tes lisan (menurut sukardi) Adalah sekumpulan item pertanyaan yang disusun secara terencana, diberikan oleh seseorang guru kepada para siswanya tanpa melalui media tulis.[2]
Tes ini termasuk kelompok tes verbal, yaitu tes soal dan jawabannya menggunakan bahasa lisan. Tes lisan ini memiliki beberapa kelebihan, antara lain:
a.       Dapat digunakan untuk menilai kepribadian dan kemampuan penguasaan dan pengetahuan peserta didik, karena dilakukan secara face to face .
b.      Jika peserta didik belum jelas dengan pertanyaan yang diajukan, pendidik dapat mengubah pertanyaan sehingga dimengerti.
c.       Dari sikap dan cara menjawab pertanyaan, pendidik dapat mengetahui apa yang tersirat disamping apa yang tersurat dalam jawaban.
d.      Pendidik dapat menggali lebih lanjut jawaban peserta didik sampai memdetil sehingga mengetahui bagian mana yang paling dikuasai oleh peserta didik.
e.       Tepat untuk mengukur kecakapan tertentu, seperti kemampuan membaca, menghafal kalimat tertentu.
f.       Pendidik dapat mengetahui secara langsung hasil tes seketika.[3]
Disamping kelebihan tersebut, tes ini juga memiliki kekurangan, antara lain:
a.       Apabila hubungan antara pendidik dengan peserta didik  kurang baik, misalnya tegang, menakutkan dan sebagainya, akan mempengaruhi obyektifitas hasil.
b.      Keadaan emosional peserta didik sangat dipengaruhi  oleh kehadiran pribadi pendidik yang dihadapannya.
c.       Pertanyaan yang diajukan kepada peserta didik sering tidak sama jumlahnya, maupun tingkat kesukarannya.
d.      Membutuhkan waktu yang lama untuk melaksanakannya.
e.       Kebebasan peserta didik menjawab pertanyaan menjadi berkurang, sebab seringkali pendidik memotong jawaban sebelum pemikirannya dituangkan seluruhnya.
f.       Seringkali pendidik terlalu cepat menyimpulkan sebelum ia selesai menjawab.
g.      Pendidik dalam memberikan penilaian sering terpengaruh oleh kepribadian peserta didik.
Teknik pelaksanaan tes lisan adalah sebagai berikut:
 



















Keterangan:
1.      Sebelum tes lisan dilaksanakan, seyogyanya testee sudah melakukan inventarisasi berbagai jenis soal yang akan diajukan kepada testee dalam tes lisan tersebut, sehingga tes lisan dapat diharapkan memiliki validitas yang tinggi, baik dari segi isi maupun konstruksinya.
2.      Setiap butir soal yang telah ditetapkan untuk diajukan dalam tes lisan itu, juga harus disiapkan sekaligus pedoman atau ancar – ancar jawaban betulnya.
3.      Jangan sekali – kali menentukan skor atau nilai hasil tes lisan setelah seluruh testee menjalani tes lisan. Skor atau nilai hasil tes lisan sudah dapat ditentukan disaat masing – masing testee selesai di tes.
4.      Tes hasil belajar yang dilaksanakan secara lisan hendaknya jangan sampai menyimpang atau berubah arah dari evaluasi menjadi diskusi.
5.      Sebaiknya dalam melakukan tes lisan pendidik berfungsi sebagai penggali informasi, bukan hakim yang mengadili, dan bukan pula guru yang sedang mengajar di kelas, sehingga tidak salah menempatkan diri.

Dari segi persiapan dan cara bertanya tes lisan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a.       Tes lisan bebas
Artinya, pendidik dalam memberikan soal kepada peserta didik tanpa menggunakan pedoman yang dipersiapkan secara tertulis.
b.      Tes lisan berpedoman
Artinya, pendidik menggunakanpedoman tertulis tentang apa yang akan ditanyakan kepada peserta didik.
Dalam tes lisan bebas, dialog terjadi lebih orisinal tidak terikat formalitas, namun sering jawaban lupa tidak tercatat. Sedangkan kalau dengan pedoman, pertanyaan terarah, jawaban lebih mudah dicatat dan diseragamkan skoringnya.[4]
2.      Teknik Pemeriksaan Hasil Tes Lisan
Pemerikasaan atau koreksi yang dilaksanakan dalam rangka menilai jawaban-jawaban testee pada tes hasil belajar secara lisan, pada umumnya cenderung bersifat subyektif. Hal ini kiranya mudah dipahami, sebab dalam tes lisan itu tester tidak berhadapan dengan lembar-lembar jawaban soal yang wujudnya adalah benda mati, melainkan berhadapan dengan individu-individu atau makhluk hidup yang masing-masing mempunyai cirhadi atau karakteristik berbeda-beda sehingga terbuka peluang bagi tester untuk bertindak kurang atau bahkan tidak obyektif.

Teknik pemeriksaan dalam rangka menilai hasil tes lisan sebagai berikut:
Oval: Unsur-unsur lain untuk di jadikan bahan penilaian: kerapian,kesopann, kedisiplinan.


,Oval: Presentasi tingkat kesukaRan soal

,Oval: Kebenaran jawaban.

,Oval: Kelancaran dalam menjawab. 




















Dalam hubungan ini, pemeriksaan terhadap jawaban-jawaban testee hendaknya dikendalikan oleh pedoman yang pasti, misalnya:
a.       Kelengkapan jawaban yang diberikan oleh testee.
b.      Kelancaran testee dalam mengungkapkan jawaban-jawaban.
c.       Kebenaran jawaban yang dikemukakan.
d.      Kemampuan testee dalam mempertahankan pendapatnya.
e.       Berapa persen (%) kira-kira, pertanyaan-pertanyaan lisan yang termasuk kategori sukar, sedang dan mudah dapat dijawab dengan betul oleh testee.
Penguji juga dapat menambahkan unsur-unsur lain yang dirasa perlu untuk dijadikan bahan penilaian, seperti: kesopanan atau tingkah laku testee dalam menghadapi penguji, kerapian dalam berpakaian, kedisiplinan waktu, dan sebagainya.[5]
3.      Tehnik penyusunan urutan kedudukan (Ranking)
a.      Pengertian Ranking
Dalam rangkaian kegiatan belajar mengajar, pada saat-saat tertentu staf pengajar (guru,dosen dan lain-lain) sebagai seorang pendidik dihadapkan pada tugas untuk melaporkan atau menyampaikan informasi, baik kepada atasannya, kepada orang tua para peserta didik, maupun kepada peserta didik itu sendiri, mengenai: “di manakah letak urutan kedudukan peserta didik jika dibandingkan dengan peserta didik lainnya, ditengah-tengah kelompok dimana peserta didik itu berada”.
Dengan disampaikannya laporan atau informasi tersebut maka pihak-pihak yang bersangkutan akan dapat mengetahui, apakah seorang peserta didik itu berada pada urutan atas, sebagai dapat disebut siswa yang pandai,ataukah berada dalam urutan bawah, sehingga peserta didik itu dinyatakan siswa yang mempunyai kemampuan rendah (tergolong bodoh).
b.      Jenis dan Prosedur Penyusunan Ranking
Mencari dan mengetahui urutan keduduk peseta didik suatu kelas atau kelompok pada umumnya dilakukan dengan terlebih dahulu mengurutkan nilai-nilai yang telah dicapai peserta didik, mulai nilai yang paling  tinggi sampai nilai yang paling rendah. Dengan cara ini maka akan dapat ditentukan urutan peserta didik ditengah-tengah kelompoknya.
Dalam praktik, ada beberapa jenis ranking; beberapa diantaranya adalah: (1) Ranking sederhana (=simple rank), (2) Ranking persenan (=percentile rank), (3) Ranking berdasarkan Mean dan Deviasi standar, (4) Ranking berdasar nilai standar Z, dan (5) Ranking berdasar nilai standar T (T csore). Pembahasan masing ranking adalah sebagai berikut:
1.      Ranking Sederhana (Simple Rank)
Ranking sederhana (simple rank) adalah urutan yang menunjukkan posisi atau kedudukan seorang peserta didik ditengan-tengah kelompoknya, yang dinyatakan dengan nomor atau angka-angka biasa.
Contoh:
Adapun cara menuliskan ranking di dalam buku rapor umumnya adalah: jumlah siswa kelas I = 45 orang. Siswa yang bernama Nur yati menduduki ranking pertama, maka penulisan rankingnya adalah: 1/45 (baca: ranking I dari 45 siswa).
Apabila terdapat urutan kedudukan kembar, maka dalam penemuan rankingnya digunakan rata-rata hitungnya, yaitu:
a.       Siswa benama Pranowo dan Qomaruddin  sama-sama memiliki NEM besar 44,17. Kedua siswa-siswa itu menurut urutan kedudukannya seharusnya berada dalam urutan 5 dan 6. Karena menjadi kekembaran dua, maka urutan kedudukan bagi kedua orang siswa tersebut ditentukan = (5 + 6) : 2 = 5,5.
b.      Siwa bernama Rosita, Suharso dan Tufiq masing-masing mempunyai  NEM sebesar 43,17. Ketiga siswa tersebut seharusnya mempunyai kedudukan 7, 8 dan 9. Karena terjadi kekembaran tiga, maka ranking bagi ketiga orang siswa tersebut ditentukan = (7 + 8 + 9 ) : 3 =8.
Akhirnya perlu diketahui pula ranking paling bawah akan slalu menunjukkan angka yang sama dengan jumlah testee yang telah ditetapkan rankingnya, kecuali apabila pada ranking terendah itu terjadi kekembaran.
2.      Ranking Presenan (Persentile Rank)
           Yang dimaksud ranking presenan adalah: angka yang menunjukkan urutan kedudukan seorang peserta didik di tengah-tengah kelompoknya, dimana angka tersebut menunjukkan persentase dari peserta didik yang berada di bawahnya.
            Pernyataan tersebut mengandung pengertian, bahwa apabila seorang peserta didik memiliki persentile rank (biasa disingkat : PR) sebesar 75, maka itu berarti bahwa kecakapan peserta didik tersebut sama atau melebihi 75% dari kecakapan yang dimiliki oleh seluruh kelompok.
Prosedur menentukan percentile rank adalah sebagai berikut:
a.       Menentukan simple rank (SR)
b.      Mencari atau menghitung banyaknya peserta didik dalam kelompok yang ada dibawahnya, yaitu: = (N-SR).
c.       Menghitung percentile ranknya dengan menggunakan rumus:
3.      Penyusunan Ranking Berdasarkan Mean dan Deviasi Standar
            Berbeda dengan rank dan percentile rank, maka disini menyusun urutan kedudukan sisiwa didasarkan pada atau digunakan dengan menggunakn ukuran-ukuran statistik, dalam hal ini rata-rata hitung (arithmetic mean) dan deviasi standar = simpangan baku (standard deviation)
            Setidaknya ada lima jenis ranking yang disusun dengan menggunakan ukuran mean dan deviasi standar, yaitu:
a.      Penyusunan Ukuran Kedudukan atas Tiga Ranking
        Penyusunan urutan kedudukan peserta didik menjadi tiga ranking, dilakukan dengan mengelompokkan peserta didik menjadi tiga tingkatan, yaitu: ranking atas, ranking tengah dan ranking bawah.
  Penentuan ranking menjadi tiga tingkatan ini bedasarkan pada konsep dasar yang menyatakan bahwa distibusi skor-skor hasil belajar peserta didik pada umumnya membentuk kurva normal (kurva simetrik), dimana sebagian besar (± 68,26%) peserta didik terletak dibagian tengah kurva sebagai kelompok yang termasuk kategori “sedang” sebagian kecil ( yaitu ± 15,87%) peserta didik terletak bagian atas kurva sebagai kelompok peserta didik yang termasuk kategori “tinggi”, dan sebagian kecil lainnya ( ± 15,87%) terletak dibawah kurva, sebagai kelompok peserta didik yang tergolong “rendah”.
——————————————» Atas
MEAN  +  1 SD
—————————————» Tengah
MEAN  -  1 SD
—————————————» Bawah

b.      Penyusunan Urutan Kedudukan atas Lima Ranking
      Dalam penyusunan urutan kedudukan atas lima ranking, tense disusun atas lima kelompok, yaitu ranking 1 = kelompok “ amat baik”, ranking 2 = “kelompok baik”, ranking 3 = “cukup”, kelompok 4 = “kurang”, kelompok 5 = “kurang sekali”.
——————————————» baik sekali
M  +  1,5 SD
——————————————» Baik
M  +  0,5 SD
——————————————» Cukup
M  -  0,5 SD
——————————————» Kurang
M  -  1,5 SD
——————————————» Kurang Sekli

c.       Penyusunan Urutan Kedudukan atas Sebelas Ranking
      Dalam penyusunan urutan dudukan atas sebelas ranking, tensee disusun menjadi 11 urutan kedudukan (ranking), dimana:
Ø  Ranking 1 = tensee yang memiliki nilai stenel sebesar 10
Ø  Ranking 2 = tensee yang memiliki nilai stenel sebesar 9
Ø  Ranking 3 = tensee yang memiliki nilai stenel sebesar 8
Ø  Ranking 4 = tensee yang memiliki nilai stenel sebesar 7
Ø  Ranking 5 = tensee yang memiliki nilai stenel sebesar 6
Ø  Ranking 6 = tensee yang memiliki nilai stenel sebesar 5
Ø  Ranking 7 = tensee yang memiliki nilai stenel sebesar 4
Ø  Ranking 8 = tensee yang memiliki nilai stenel sebesar 3
Ø  Ranking 9 = tensee yang memiliki nilai stenel sebesar 2
Ø  Ranking 10 = tensee yang memiliki nilai stenel sebesar 1
Ø  Ranking 11 = tensee yang memiliki nilai stenel sebesar 0.
Untuk menentukan sebelas ranking patokan yang digunakan adalah :
——————————————» 10
Mean  +  2,25 SD
——————————————» 9
Mean  +  1,75 SD
——————————————» 8
Mean  +  1,25 SD
——————————————» 7
Mean  +  0,75 SD
——————————————» 6
Mean  +  0,25 SD
——————————————» 5
Mean -0,25 SD
——————————————» 4
Mean -0,75 SD
——————————————» 3
Mean -1,25 SD
——————————————» 2
Mean -1,75 SD
——————————————» 1
Mean -2,25 SD
——————————————» 0
d.      Penyusunan urutan kedudukan atas dasar Z score.
Untuk memberikan gambaran tentang cara menyusun urutan kedudukan dengan mendasarkan diri pada nilai Z score bertanda positif (tes dengan kemampuan tinggi) mulai dari yang terbesar sampai dengan  yang terkecil. Dilanjutkan dengan mengurutkan Z score bertanda negative (testee dengan kemampuan rendah), mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar.
Rumus Z score:
Keterangan:
M: Mean
SD: Standar Deviasi
e.       Penyusunan urutan kedudukan berdasarkan T-score.
Scor-scor hasil tes seleksi yang telah disusun rangkingnya berdasarkan Z score dapat di tentukan rangkingnya dengan menggunakan T-score dengan rumus:
T score = 5O + 10 Z









BAB III
PEMBAHASAN

A.    Teknik Evaluasi Pembelajaran Fiqih Ranah Kognitif, Afektif dan Psikomotorik

Table 1: Daftar SK-KD dan materi pembelajaran Fiqih Madraah Tsanawiyah(MTS) kelas VIII semester 1 dan 2.
No.
Stadar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Semester 1
1.
Menjelaskan tata cara sujud diluar shalat
1.1.Menjelaskan ketentuan sujud syukur dan tilawah







1.2.Mempraktikan sujud syukur
1.3. Mempraktikan sujud tilawah
A. SUJUD SYUKUR
1.  Pengertian, sebab dan hukum sujud sukur
2.  Syarat sujud syukur
3.  Rukun sujud syukur
4.  Bacaan sujud syukur
5.  Hikmah sujud syukur
B.  PENGERTIAN, SEBAB DAN HUKUM SUJUD TILAWAH
1. Syarat sujud tilawah
2. Rukun sujud tilawah
3. Ayat-ayat sajadah
4. Cara mempraktikan sujud      tilawah
2.
Melaksanakan tata cara puasa
1.1.Menjelaskan ketentuan puasa




























1.2.Menjelaskan macam-macam puasa


A. PUASA PADA UMUMNYA
1.  Pengertian puasa
2.  Syarat puasa
3.  Rukun puasa
4.  Sunah puasa
5. Makruh puasa

B. PUASA RAMADHAN
1.  Pengertian dan hukum puasa ramadhan
2.  Ketentuan awal-awal akhir ramadhan
3.  Hal-hal yang membolehkan tidak bepuasa
4.  malan sunah pada bulan ramadhan
5.  Kafarat puasa
C. PUASA NAZAR DAN PUASA SUNAH
1.  Pengertian dan hukum puasa nazar
2.  Kafarat nazar
3.  Sebab terjdinya puasa nazar
4.  Pengertian puasa sunah
D. HARI-HARI YANG DIHARAMKAN PUASA DAN DIMAKRUHKAN PUASA
1.  Hari raya idhul fitri dan idhul adha
2.  Hari tasyrik
3.  Hari syak
4.  Hari sabtu
5.  Hari jum’at
1.  Puasa wajib
2 . Puasa sunah
3.  Puasa makruh
4.  Puasa haram
3.
Melaksanakan tata cara zakat
1.1.Menjelaskan ketentuan zakat fitrah dan mal








1.2.Menjelaskan orang yang berhak menrima zakat

1.3.Mempraktikan pelaksanaan zakat fitrah dan mal
A.  PENGERTIAN ZAKAT
B.  PENGERTIAN ZAKAT FITRAH
1.  Pengertian zakat fitrah
2.  Syarat wajib zakat fitrah
3.  Waktu membayar zakat           fitrah
C.  ZAKAT MAL
1.  Pengertian zakat mal
2.  Syarat wajib zakat mal
3.  Macam-macam harta yang wajid dizakati dan ketentuan nisbanya
D.  HIKMAH ZAKAT
1.  Mustahiq zakat fitrah
2.  Mustahiq zakat mal

1.  Mustahiq zakat fitrah
2.  Ketentuan nisab harta yang wajib dizakatkan


Semester II

4.
Memahami ketentuan pengeluaran diluar zakat











1.1.Menjelaskan ketentuan-ketentuan sadaqoh, hibah dan hadiah








1.2.Mempraktikan sadaqoh hadiah dan hibah
A.  SADAQOH
1.  Pengertian sadaqoh dan artinya
2. Rukun sadaqoh
B.  HIBAH
1. Pengertian hibah dan hukumnya
2.  Rukun hibah
C.  HADIAH
1.  Pengertian hadiah dan hukumnya
2.  Rukun hadiah
D. HIKMAH DAN MANFAAAT SADAQOH, HIBAH DAN HADIAH



5.
Memahami hokum islam tentang haji dan umrah
1.1 menjelaskan ktentuan ibadah haji da umrah













1.2 Menjelaskan macam-macam haji

1.3 Mempraktikan tata cara ibadah haji dan umrah

A.  HAJI
1.  Pengertian haji dan hukumnya
2.  Syarat wajib dan syarat sah haji
3.  Rukun haji
4.  Wajib haji
5.  Sunah haji
6.  Larangan dalam ibadah haji
B.  UMRAH
1.  Pengertian umrah dan hukumnya
2.  Syarat wajib dan syarat sah umrah
3.  Rukun dan wajib umrah
4.  Miqad umrah
5.  Larangan dalam ibadah umrah

1.  Haji ifrad
2.  Haji tamattu’
3.  Haji qiran

1.  Tata urutan pelaksanaan ibadah haji
2.  Tata pelaksanaan umrah.
6
Memahami hokum islam tentang makanan dan minuman
1.1  Menjelaskn jenis-jenis makanan dan minuman halal



1.2 Menjlaskan manfaaat mengkonsumsi makanan dan minuman halal
1.3 Menjelaskan jenis- jenis makanan dan minuman haram


1.4 Menjelaskan bahaya mengkonsumsi makanan dan minuman yang haram


1.5 Menjelaskan jenis- jenis binatang yang halal dan haram dimakan
A.  PENGERTIAN HALAL DAN HARAM
B.  MAKANAN DAN MINUMAN YANG HALAL
1.  Makanan yang halal
2.  Minuman yang halal

1.  Hikmah adanya halal dan haram dalam makanan dan minuman


A.  MAKANAN DAN MINUMAN YANG HARAM
1.  Makanan yang haram
2.  Minuman yang haram

A.  AKIBAT BURUK YANG DITIMBULKAN JIKA TIDAK MINGINDAHKAN HALAL DAN HARAM
1.  Akibat buruk yang ditimbulkan oleh fisik
2.  Akibat buruk yang berkaitan dengan akal dan kejiwaan

A.  BINATANG YANG HALAL
1.  Binatang yang hidup didarat
2.  Binatang yang hidup diair
B.  Binatang yang Haram
1.  Binatang yang disembelin dengan nama selain allah
2.  Semua binatang yang dapat tahan lama didarat dan dilaut
3.  Binatang yang bertaring kuat
4.  Binatang yang mempunyai kuku tajam
5.  Binatang yang diperintahkan untuk dibunuh
6.  Binatang yang dilarang untuk dibunuh
Keterangan:
Materi  Fiqih diatas berdasarkan buku Fiqih kelas VIII MTS karangan Zainal Mutttaqin,  MA dan Drs, Amir Abyan, MA. Penerbit PT.Karya Putra Semarang, Tetekan 1, Februari 2009.
B.     Tabel 2: Pemetaan materi pembelajaran Fiqih pada Madrasah Tsanawiyah kelas VIII ranah Kognitif, Afektif dan Psikomorik.
No.
Ranah
Materi Pembelajaran
Teknik Hasil Evaluasi
1.
Kognitif
v  Pengrtian, sebab dan hukum sujud syukur
v  Syarat sujud syukur
v  Rukun sujud sukur
v  Bacaan sujud syukur
v  Pengertian, sebab dan hukum sujud tilawah
v  Syarat sujud tilawah
v  Rukun sujud tilawah
v  Ayat sajadah
v  Pengertian puasa
v  Syarat puasa
v  Rukun puasa
v  Sunah puasa
v  Makruh puasa
v  Pengertian dan hukum puasa ramadhan
v  Ketentuan awal dan akhir ramadhan
v  Hal-hal yang membolehkan tidak puasa
v  Amalan-amalan sunah pada bulan ramadhan
v  Kafarat puasa
v  Pengertian dan hukum puasa nazar
v  Kafarat nazar
v  Sebab terjadinya puasa nazar
v  Pengertian puasa sunah
v  Hari-hari yang diharamkan dan dimakrukan puasa
v  Macam-macam puasa
v  Penertian zakat
v  Syarat wajib zakat fitrah
v  Waktu membayar zakat fitrah
v  Pengertian zakat harta
v  Syarat wajib zakat harta
v  Macam-macam harta yang wajib dizakati dan ketentuan nisbanya
v  Mustahiq zakat fitrah
v  Mustahiq zakat mal
v  Pengertian sadaqoh dan hukumnya
v  Rukun sadaqoh
v  Pengertian hibah dan hukumnya
v  Rukun hibah
v  Pengertian hibah dan hukumnya
v  Rukun hibah
v  Pengertian haji dan hukumnya
v  Syarat wajib dan syarat sah haji
v  Rukun haji
v  Wajib haji
v  Sunah haji
v  Larangan dalam ibadah haji
v  Pengertian umrah dan hukumnya
v  Syarat wajib dan syarat sah umrah
v  Rukun dan wjib umrah
v  Miqad umrah
v  Larangan dalam ibadh umrah
v  Macam-macam haji
v  Penertian halal dan haram
v  Makanan dan minuman yang halal
v  Makanan dan minuman yang haram
v  Binatang yang halal
v  Binatang yang haram

Tes tertulis, tes lesan porto folio.
2
Afektif
v  Hikmah sujud syukur
v  Hikmah zakat
v  Hikmah dan manfaat sadaqah, hibah dan hadiah
v  Hikmah adanya halal dan haram dalam makanan dan minuman
v  Akibat buruk yang ditimbulkan jika tidak mengindahkan halal dan haram

Observasi wawancara angket.
3
Psikomotorik
v  Cara menengerjakan sujud tilawah
v  Mempraktikan pelaksanaan zakat fitrah dan mal
v  Ketentuan nisbah harta yang wajib dizakati
v  Tata urututan pelaksanaan ibadah haji
v  Tata urutan pelaksanaan umrah

Tes praktikum.


C.    Contoh soal tes lisan
Misal:
Standar Kompetensi:
1.      Memahami ketentuan pengeluaran harta di luar zakat.
Kompetensi Dasar:
1.      Menjelaskan ketentuan- ketentuan shadaqah, hibah dan hadiah
Tes essai:
Materi: Materi pembelajaran tentang infaq harta di luar zakat.
1.      Jelaskan apa yang  kamu  ketahui tentang shadaqah, hibah dan hadiah ?
2.      Jelaskan ketentuan-ketentuan shadaqah,  hibah dan hadiah ?
Tes obyektif:
a.       Hukum hadiah adalah:

1.      Wajib
2.      Sunah
3.      Mubah
4.      Makruh
5.      Haram

b.   Yang bukan termasuk rukun – rukun shadaqah adalah:

1.      Orang yang memberi
  1. Orang yang diberi
  2. Ijab dan qabul
  3. Barang yang diberikan
  4. Surat penyataan











D.    Contoh format teknik Pemeriksaan Hasil Tes Lisan
No.
Indikator
No Soal
Skor
1.
Tes subyektif:
Sebutkan syarat wajib dan syarat syah umroh?
Kelengkapan jawaban

1
2
3

(1)   (2) (3)
(1)   (2) (3)
(1)   (2) (3)
2.
Tes subyektif:
Jelaskan apa yang kamu ketahui tentang macam-macam harta yang wajib di zakati dan ketentuan nisbahnya?
Kelancaran dalam menjawab




1
2
3




(1)(2) (3)
(1)   (2) (3)
(1)   (2) (3)
3.
Tes obyektif
Kebenaran jawaban
1
2
3
(1) (2) (3)
(1) (2) (3)
(1) (2) (3)

4.
Tes subyektif:
Jelaskan bahaya mengkonsumsi makanan dan minuman yang haram?
Kemampuan mempertahankan pendapat



1
2
3



(1) (2) (3)
(1) (2) (3)
(1) (2) (3)

Keterangan:
(1)   Baik
(2)   Cukup
(3)   kurang




Contoh untuk (simple rank) SR adalah sebagai berikut:
No.
NEM
Ranking
1.
28
2
2.
29
1
3.
25
4
4.
25
5
5.
19
9
6.
20
8
7.
18
10
8.
24
6
9.
23
7
10.
27
3
Dari tabel diatas dapat ditentukan rangking dari 10 anak sebagai berikut:
No urut siswa
NEM
SR Ranking
1.
29
1
2.
28
2
3.
27
3
4.
25
4
5.
25
(4+5):2=4,5
6.
24
(4+5):2=4,5
7.
23
6
8.
20
7
9.
19
8
10.
18
9
Contoh PR (percentile rank):
No.
No siswa
SR
PR
1.
2
1
90
2.
1
2
80
3.
10
3
…………..
70
4.
3
4,5
………….
55
5.
4
4,5
………….
55
6.
8
6
……………
40
7.
9
7
…………..
30
8.
6
8
…………..
20
9.
5
9
…………..
10
10.
7
10
…………..
0
Catatan:
Jika rangking terendah tidak terjadi kekembaran dengan rangking sebelumnya, maka akan selalu menunjukkan angka 1 (nihil) artinya, peserta didik yang bersangkutan merupakan peserta didik yang terletak pada urutan kedudukan yang paling bawah.

















Contoh: penyusunan kedudukan atas tiga ranking
No.
No urut siswa
Nem (x)
X2
3 Ranking
5 ranking
11 ranking
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
2
1
10
3
4
8
9
6
5
7
29
28
27
25
25
24
23
20
19
18
841
784
729
625
625
576
529
400
361
324
Atas
Atas
Tengah
Tengah
Tengah
Tengah
Tengah
Bawah
Bawah
Bawah
1/B
2/B
2/B
3/C
3/C
3/C
3/C
4/K
4/K
5/KS
3
4
4
5
5
6
6
8
9
10
N=10

∑x2= 5794




Perhitungan Mean dan SD:
Mx =  =  = 23,8
SDX =
SDx =
=
=
= 3.6055
 Rangking atas
 Rangking tengah
 Rangking Bawah





Siapkan tabel konversinya yaitu:
Nem
Rangking
27,4 keatas
20,2-27-4
20,2 kebawah
Atas
Tengah
bawah

Contoh:
Penyusunan urutan kedudukan atas lima rangking.
Patokan:
 Baik sekali (BS)
Baik (B)
 Cukup (C)
Kurang (K)
 Kurang sekali (KS)
NEM
Ranking
29 keatas
26 – 28,9
22 – 25,9
18,1-21,9
18 kebawah
1 (Baik sekali)
2 (Baik)
3 (Cukup)
4 (kurang)
5 (kurang sekali)



Contoh penyusunan pada 11 rangking
. 10
    9
   8
   7
  6
  5
  4
  3
  2
   1
    0
Tabel konversinya adalah:
Skor mentah
Stanel
Rangking
29 keatas
10
1
27-28
9
2
25-26
8
3
23-24
7
4
21-22
6
5
19-20
5
6
18 kebawah
4
7

Penyusunan urutan kedudukan berdasarkan Z score adalah sebagai berikut:
Testee
Total Z score
Rangking
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
+1,16
+1,44
+030
+0,33
-1,33
-1,05
-1,61
+0,05
-0,22
+0,88
2
1
5
4
9
8
10
6
7
3



Contoh: Penyusunan urutan kedudukan berdasar T score
Testee
Z Score
T Score
Rangking
2
+ 1,44
64,4
1
1
+ 1,16
61,6
2
10
+ 0,88
58,8
3
4
+ 0,33
53,3
4
3
+ 0,30
53
5
8
+ 0,05
50,5
6
9
-  0,22
47,8
7
6
- 1,05
39,5
8
5
- 1,33
36,7
9
7
- 1561
33,9
10














BAB IV
PENUTUP
A.     Kesimpulan
1.      Untuk hasil evaluasi fiqih MTS kelas VIII dalam pembahasan diatas adalah:
-          Ada beberapa KD yang didalam materi pembelajarannya tidak ada materi pembelajarannya. Misal pada KD mempraktikan sujud tilawah.
-          Dengan menggunakan tes lisan dapat diketahui jawaaban asli dari siswa tersebut. Akan tetapi ada beberapa kelemahan dari metode tes ini dalam mendapatkan hasil evaluasi.
2.      pengaplikasian teknik pemeriksaan hasil tes lisan dengan cara menggunakan pedoman teknik pemeriksaan sebagaimana yang diterangkan di atas yaitu:
-          kelengkapan jawaban.
-          kelancaran dalam menjawab.
-          Kebenaran jawaban.
-          Kemampuan testee dalam mempertahankan pendapat.
-          Unsure-unsur lain untuk di jadikan bahan penilaian seperti: kesopanan, kerapian, kedisiplinan dan sebagainya.
3.      ada beberapa cara untuk pemberian rangking yaitu:
b.      Ranking sederhana
c.       Ranking persentase
d.      Penyusunan ranking berdasarkan Mean dan Deviasi standar.
B. Saran
a)      Sebaiknya materi pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik memenuhi SK-KD yang distandarkan.
b)      Hasil evaluasi hasil belajar melalui tes lisan tidak bisa dijadikan patokan kemampuan siswa. Karena kondisi seseorang akan dipengarui beberapa faktor dalam menghadapi tes lisan sehingga mempengarui jawaban mereka. Jadi sebaiknya dalam mengevaluasi hasil belajar menggunakan beberapa tehnik evaluasi yang lain tidak hanya menggunakan tes lisan.
c)      Sebaiknya dalam teknik pemeriksaan hasil tes lisan dibuatkan format pedoman agar mempermudah dalam penilaian, karena dalam beberapa reverensi tidak ada formatnya secara formal.





DAFTAR PUSTAKA

Sudijono. Anas, 2009. Pengantar evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sudijono. Anas, 1996. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta:  PT Raja Grafindo Persada.
Sukardi, 2008. Evaluasi pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
M. Chabib. toha, 2001. Teknik Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Mustaqim, 2007. Statistik 1. Jepara: C.V. Andalan Kita.





[1] Prof. Dr. Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta:  PT Raja Grafindo Persada, 1996, Hal.87
[2] Sukardi, 2008. Evaluasi pendidikan. Jakarta: PT. Bumi aksara. Hlm: 104
[3] Thoha, M. Chabib, Teknik Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001, Hal.59
[4] Ibid Hal.61
[5] Opcit, Hal.296